Ikatan ion adalah ikatan antara ion
positif dengan ion negatif dengan gaya ikat elektrostatis (gaya Coulomb). Ion
positif dan negatif terbentuk melalui transfer elektron antara atom. Atom yang melepaskan
elektron menjadi ion positif sedangkan yang menerima elektron menjadi ion
negatif. Terbentuknya sepasang ion diilustrasikan sebagai berikut.
Aº + B….A+.Bº- → AB
Gaya
elektrostatis
r = Jarak dua inti ion dalam kesetimbangan.
Pada kenyataannya, padatan kristal senyawa ion
tidak berupa pasangan-pasangan ion yang bisa terbedakan atau terpisah satu
dengan yang lain, melainkan berupa suatu ikatan elektrostatik antara
keseluruhan ion, baik antara muatan yang berlawanan maupun antara muatan yang
sama, antara ion tetangga mauapun yang bukan tetangga. Gaya elektrostatik
antara ion yang bukan tetangga lebih lemah dari yang bertetangga (Kirna, 2004).
I.
Terbentuknya Senyawa Ion
Ion-ion
terbentuk akibat perpindahan sempurna dari elektron antara atom-atom.
Pembentukan ion positif dari atom netral dinyatakan oleh energi ionisasi, sedangkan pembentukan ion negatif didasarkan oleh afinitas elektron, yaitu energi yang
dilepaskan bila atom netral menarik elektron dan membentuk ion negatif yang
stabil.dalam kristal yang tersusun atas ion-ion akan terjadi tarik menarik
antara ion yang berlawanan muatan dan tolak menolak antara ion yang sejenis,
atau terjadi gaya antaraksi Coulomb.
Keseimbangan antara tarik menarik dan tolak menolak ini menghasilkan energi kisi kristal yang dapat dicari
lewat siklus Haber Born(Effendy, 2004).
Kecenderungan atom berubah
menjadi ion berhubungan dengan konfigurasi elektron. Konfigurasi elektron
dengan tingkat energi utama atau kulit penuh (konfigurasi elektron gas mulia)
adalah konfigurasi elektron yang stabil, sehingga atom-atom yang mempunyai
konfigurasi yang dekat dengan gas mulia dapat melepaskan atau menerima elektron
agar tercapai konfigurasi gas mulia. Berdasarkan teori ini, kita temui ion-ion
stabil dengan konfigurasi gas mulia, utamanya dari golongan IA, IIA, VIA, dan
VIIA dan juga dari beberapa unsur-unsur yang lain.
H- : 1s2
F- : 1s2 2s2
2p6
Cl- :1s2 2s2
2p 3s2 3p6
Br- : (………..) 4s2
3d10 4p6
N3-: 1s2
2s2 2p6
P3- : 1s2 2s2
2p 3s2 3p6
O2-: 1s2 2s2
2p6
S2- : 1s2 2s2
2p 3s2 3p6
Li+, Be2+ : 1s2
Na+,mg2+,Al3+ : 1s2 2s2
2p6
K+,Ca2+ Sc3+,
6a3+ : 1s2
2s2 2p 3s2 3p6
Rb+, Sr2, Y3+,Zr4+ : 1s2 2s2
2p 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6
Cs+, Ba2+, La3+,
Ce4+ : 1s2
2s2 2p 3s2 3p6 4s2 3d10
4p6 5s2+ 4d10 5p6
Disamping
konfigurasi elektron gas mulia, ditemukan pula beberapa ion cukup stabil dengan
konfigurasi elektron orbital terluar yang penuh (kestabilan orbital penuh).
Cu+, 2n2+, 6a3+ : 1s2 2s2 2p6
3s2 3p6 3d10
Ag+, Cd2+, In3+,
Sn4+ : 1s2 2s2
2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6
4d10
Au+ ,Hg2+,Tl3+,Pb4+: : 1s2 2s2 2p6
3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2
4d10 5p6 4f14 5d10
In+, Sn2+ : 1s2 2s2
2p 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6
4d10 5s2
Tl+, Pb2+ 1s2 2s2
2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6
5s2 4d10 5p6 4f14 5d10
6s2
Atom yang tidak mempunyai kedekatan
konfigurasi elektron dengan gas mulia ataupun tidak mempunyai kedekatan dengan
konfigurasi stabil orbital penuh dapat membentuk ion stabil dengan konfigurasi yang
tidak sesuai dengan kecenderungan yang telah diuraikan di atas. Beberapa logam transisi dalam termasuk kelompok ini.
Fe2+ Co3+ : [Ne] 3s2,
3d6
Mn2+, Fe3+ : [Ne] 3s2,
3d5
Cr2+ : [Ne] 3s2, 3d5,
4s1
Secara kualitatif, Fajans membuat aturan
tentang kemudahan membentuk ion, yang sering disebut dengan hukum Fajans ,
dimana iIon akan terbentuk dengan mudah apabila
:
·
struktur
ion (konfigurasi elektronnya) stabil
·
untuk
struktur ion yang sama, ion semakin mudah terbentuk bila muatanya kecil, serta atom yang membentuk
anion kecil atau atom yang membentuk kation besar .
Secara kuantitatif
kemudahan membentuk ion ditentukan oleh potensial ionisasi dan afinitas
elektron. Potensial ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk melepaskan
elektron dari atom dalam wujud gas. Untuk melepaskan satu elektron yang pertama
disebut potensial ionisasi pertama (I1), untuk melepaskan elektron
ke dua disebut potensial ionisasi ke dua (I2), dst. dimana I1<
I2 . Semakin kecil potensial ionisasi suatu atom, semakin mudah terbentuk
ion positif. Besarnya potensial ionisasi ditentukan oleh ; konfigurasi elektron,
ukuran atom, dimana semakin besar ukuran atom maka potensial ionisasi semakin
kecil, dan muatan ion, dimana melepaskan satu elektron memerlukan energi lebih
kecil, sehingga potensial ionisasinya kecil. Afinitas elektron (A) adalah
besarnya energi yang dilepaskan apabila atom menangkap elektron (atom yang
keberadaannya dalam wujud gas). Semakin kecil ukuran atom, semakin besar
Afinitas elektron, semakin besar muatan negatifnya semakin kecil afinitas
elektronnya. Penjelasan ini sama dengan yang telah diuraikan pada hukum Fajans.
Atom(g)+
e → Atom(g)+Energi (A).
Afinitas elektron bisa berharga negatif
artinya diperlukan energi bila atom menerima elektron. Hal ini terjadi pada
atom yang menerima lebih dari satu elektron karena ada tolakan elektron yang ke
dua oleh elektron yang pertama. Baik potensial ionisasi maupun Afinitas
elektron dihitung dalam satuan elektron volt/atom atau kkal/mol. Kedua besaran
ini dapat ditentukan secara spektroskopi (Kirna, 2004).
Senyawa ionik
sederhana hanya terbentuk antara unsur-unsur logam dan nonlogam yang sangat
aktif. Tiga persyaratan penting agar senyawa ionik dapat terbentuk adalah :
1. Energi ionisasi untuk pembentukan kation.
2. Afinitas elektron dalam pembentukan anion.
3. Energi kisi pada pembentukan kisi kristal
dari kation-kation dan anion-anion adalah menguntungkan secara energetik.
Senyawa ionik sederhana dapat terbentuk antara logam-logam golongan 1 (IA),
2(IIA), sebagian golongan 13 (IIIA), dan beberapa logam-logam transisi yang
bilangan oksidasinya rendah dengan unsur-unsur nonlogam aktif dari golongan 17
(VIIA), 16(IVA) dan nitrogen. Senyawa ionik biner terbentuk apabila perbedaan
keelektronegatifan dari atom logam dan atom nonlogam sedikitnya 1,7.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar