AKTIVITAS
AIR
Air merupakan kandungan penting banyak
makanan. Air dapat berupa komponen intra sel dan/atau ekstrasel dalam sayuran
dan produk hewani, sebagai medium pendispersi atau pelarut dalam berbagai
produk, sebagai fase terdispersi dalam beberapa produk yang diemulsi seperti
mentega dan margarine, dan sebagai komponen tambahan dalam makanan lain. Adanya
air mempengaruhi kemerosotan mutu makanan secara kimia dan mikrobiologi. Begitu
pula, penghilangan (pengeringan) atau pembekuan air penting pada beberapa
metode pengawetan makanan. Pada kedua peristiwa itu perubahan yang mendasar
dalam produk dapat terjadi.
1.
Sifat Fisika Air dan Es
Beberapa sifat fisika
air dan es dapat dilihat pada table berikut:
Air
|
Suhu (oC)
|
|||||
0
|
20
|
40
|
60
|
80
|
100
|
|
Tekanan uap (mm Hg)
|
4,58
|
17,53
|
55,32
|
149,4
|
355,2
|
760,0
|
Kerapatan (g/cm3)
|
0,9998
|
0,9982
|
0,9922
|
0,9832
|
0,9718
|
0,9583
|
Bahang jenis (cal/goC)
|
1,0074
|
0,9988
|
0,9980
|
0,9994
|
1,0023
|
1,0070
|
Bahang
penguapan (cal/g)
|
597,2
|
586,0
|
574,7
|
563,3
|
551,3
|
538,9
|
Hantar bahang (kcal/m2hoC
|
0,486
|
0,515
|
0,540
|
0,561
|
0,576
|
0,585
|
Tekanan permukaan (dyne/cm)
|
75,62
|
72,75
|
69,55
|
66,17
|
62,60
|
58,84
|
Viskositas (centipoises)
|
1,792
|
1,002
|
0,653
|
0,466
|
0,355
|
0,282
|
Indeks bias
|
1,3338
|
1,3330
|
1,3306
|
1,3272
|
1,3230
|
1,3180
|
Tetapan dielektrik
|
88,0
|
80,4
|
73,3
|
66,7
|
60,8
|
55,3
|
Koefisien muai bahang x 10-4
|
-
|
2,07
|
3,87
|
5,38
|
6,57
|
-
|
Es
|
Suhu (oC)
|
||||||
0
|
-5
|
-10
|
-15
|
-20
|
-25
|
-30
|
|
Tekanan uap (mm Hg)
|
4,58
|
3,01
|
1,95
|
1,24
|
0,77
|
0,47
|
0,28
|
Bahang fusi (cal/g)
|
79,8
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Bahang sublimasi
(cal/g)
|
677,8
|
-
|
672,3
|
-
|
666,7
|
-
|
662,3
|
Kerapatan (g/cm3)
|
0,9168
|
0,9171
|
0,9175
|
0,9178
|
0,9182
|
0,9185
|
0,9188
|
Bahang jenis (cal/goC)
|
0,4873
|
-
|
0,4770
|
-
|
0,4647
|
-
|
0,4504
|
Koefisien muai bahang x 10-4
|
9,2
|
7,1
|
5,5
|
4,4
|
3,9
|
3,6
|
3,5
|
Kapasitas bahang (joule/g)
|
2,06
|
-
|
-
|
-
|
1,94
|
-
|
-
|
Harga sifat kebahangan air yang luar
biasa tingginya penting untuk operasi pemprosesan makanan seperti pembekuan dan
pengeringan. Perbedaan kerapatan air dan es yang besar dapat mengakibatkan
kerusakan struktur makanan jika makanan dibeku
kan. Kerapatan es berubah dengan
berubahnya suhu dan karena itu menimbulkan tekanan dalam makanan yang dibekukan.
Karena padatan kurang kenyal ketimbang semipadatan, fluktuasi suhu dapat
mengakibatkan kerusakan struktur, meskipun fluktuasi itu tetap di bawah titik
beku.
2.
Struktur Molekul Air
Penyebab dari perilaku
air yang tidak biasa terdapat pada struktur molekul air dan pada kemampuan
molekul air untuk membentuk ikatan hidrogen. Dalam molekul air atom-atom
disusun dengan sudut 105o dan jarak antara inti hidrogen dengan
oksigen 0,0597 nm. Molekul air dapat dianggap sebagai kuadropol berbentuk bulat
dengan garis tengah 0,276 nm, dan inti oksigen merupakan pusat kuadropol
(gambar 1)
Dua muatan negatif dan
muatan positif membentuk sudut tetrahedron yang biasa. Karena adanya pemisahan
muatan dalam molekul air, tarik menarik antar molekul air, tarik menarik antar
molekul yang bertetangga lebih besar daripada gaya Van der Waals yang normal.
Gambar 2. Ikatan hidrogen antar
molekul air
Dalam es setiap molekul
H2O terikat oleh empat jembatan ke setiap tetangganya. Energi ikatan
dari ikatan hidrogen dalam es besarnya 5 kcal per mol (Pauling 1960).
Perbandingan sifat air dan sifat hidrida unsur dekat oksigen dalam susunan
berkala (CH4, NH3, HF, DH3, H2S, HCl) menunjukkan bahwa air mempunyai tetapan
fisika tertentu yang tinggi luar biasa, seperti titik leleh, titik didih,
kapasitas bahang, bahang fusi laten, tegangan permukaan, dan tetapan elektrik.
Air dapat mempengaruhi
konformasi makromolekul jika air mempunyai efek terhadap setiap ikatan
nonkovalen yang menstabilkan konformasi molekul besar (Klotz 1965). Ikatan
nonkovalen ini mungkin salah satu dari tiga jenis ikatan: ikatan hidrogen,
ikatan ion, atau ikatan apolar. Sebagai akibatnya gugus apolar yang terpisah
dalam lingkungan air cenderung berasosiasi satu sama lain tidak dengan molekul
air. Konsep ikatan hidrofob ini telah dikemukan olek Klotz (1965) berupa bagan
seperti pada gambar 3
Gambar
3. Bagan pembentukan ikatan hidrofob oleh gugus polar dalam lingkungan air
Dalam kondisi yang
sesuai molekul apolar dapat membentuk hidrat berbentuk kristal, yang terkurung
dalam ruang yang terbentuk oleh polyhedron yang terdiri atas molekul air. Polyhedron
dapat mengurung molekul tamu apolar membentuk hidrat apolar (Speedy 1984).
Polyhedron molekul air yang pentagonal ini tidak stabil dan biasanya berubah
menjadi air cair di atas 0oC dan
menjadi es heksagonal normal di bawah 0oC.